Transformasi Menteri Agama Menjadi Menteri Urusan Radikalisme di Era Fachrul Razi
Kelihatannya semenjak tempat Menteri Agama (Menag) diisi oleh Bapak Facrul Razi cerita-narasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) condong bau desas-desus yang memojokkan kelompok-kelompok spesifik dan makin melebarkan penyekat kehidupan berlagakma di Indonesia.
Perumusan Angka Keluaran Togel |
Misi untuk mencegah radikalisme sering digerakkan dengan kesan-kesan kontraproduktif bersamaan keraguan yang dialamatkan pada beberapa kelompok. Sesudah dahulu wawasan larangan cadar muncul, belakangan ini Menag Fachrul Razi kembali lagi melemparkan pengakuan yang cukup polemis dengan mengatakan jika memahami radikalisme masuk lewat anak good looking, hafiz qur'an, dan yang perebutan bahasa arabnya bagus.
Tidak salah pengakuan ini juga mengundang reaksi beberapa faksi, salah satunya Fadli Zon yang sampai minta Presiden Joko Widodo (Jokowi) supaya mengubahnya saja. Fadli Zon memandang jika pengakuan Menag Fachrul Razi rawan menyebabkan keraguan, salah pengertian, konflik, dan Islamophobia yang akhir-akhir ini makin ramai berlangsung di sejumlah negara barat.
Semenjak Menag beralih tangan dari Lukman Hakim Saifuddin ke Fachrul Razi kelihatannya tujuan pekerjaannya berubah serta konsentrasi pada faktor mencegah radikalisme. Walau konsentrasi tersebut seringkali condong melahirkan blunder pengakuan.
Ada kesan-kesan jika Kemenag tengah berubah dari peranan intinya mengurus umat jadi organisasi yang pimpin "peperangan" pada barisan radikal. Kemungkinan seharusnya Kemenag ini ditukar saja sekaligus namanya jadi Kementerian (Anti) Radikalisme dengan misi serta visi yang sesuai dengan hal tersebut.
Kepentingan agama agar konsentrasi digenggam oleh organisasi yang lain betul-betul konsentrasi lakukan tata atur kehidupan berlagakma di Indonesia. Dengan begitu tak perlu lagi ada pengakuan polemis dari Menag pada publik yang beresiko menginggung perasaan beberapa golongan spesifik.
Tidak tiap yang bercadar itu teroris, tidak tiap yang good looking itu dapat bawa impak jelek. Keraguan sah-sah saja, tetapi jika bapak menteri ada pada tempat beberapa orang yang masuk ke kelompok itu sedang mereka ialah orang yang betul-betul baik akhlak serta pribadinya karena itu apakah yang dirasa?
Bila memang visi besar Kemenag masa saat ini ialah mencegah radikalisme, bukankah bertambah efisien jika hal tersebut dilaksanakan dengan mengarah langsung situasi di atas lapangan? Kerjakan "penetratif" langsung di beberapa tempat yang menurut Menag punyai kekuatan demikian. Bukan hanya mengobral cerita yang ujung-ujungnya malah memantik kerusuhan yang bertambah jauh.
Seandainya Menag semakin banyak mengungkapkan suatu hal penuh pro-kontra seperti yang dilaksanakan beberapa saat akhir-akhir ini, lebih bagus pengakuan itu disimpan saja. Lebih bagus publik tidak paham isi kepala Menag seandainya hal tersebut malah makin membuat kesan-kesan perpecahan yang semakin besar.
Menag jelas tidak mengemban pekerjaan hanya mencegah tindakan radikalisme saja. Itu HANYALAH satu sisi kecil saja dari pekerjaan Menag yang seharusnya dapat mengakomoodasi seluruh kebutuhan umat berlagakma di Indonesia yang beragam macam ini. Pak Jokowi semestinya ketahui kemampuan beberapa menterinya, termasuk juga dengan kemampuan yang dipunyai Menag-nya.
Apa bapak presiden tidak berasumsi jika beberapa pernyataan yang disampaikan menterinya itu mempunyai potensi memantik kerusuhan? Bila Presiden Jokowi tidak berasumsi demikian karena itu kelihatannya lumrah jika beberapa barisan spesifik meletakkan "kedengkian" pada pemerintahan sekarang ini. Cukup kerusuhan berlangsung di sejumlah bagian, jangan ditambah pada kepentingan agama yang sebenarnya lama cukup dingin ayem ini. Minimum dengan kurangi atau menghindari diri dari pengakuan yang memantik kerusuhan.